Assalamualaikum kawan. buat temen-temen sekalian yang akan magang di ACS atau PT Aerofood, Ini hasil kerja (laporan magang) saya yang berjudul "Pengendalian Kualitas Sayuran Setelah Penerimaan
Hingga Penyimpanan di PT. Aerofood ACS,
Soekarno- Hatta, Tangerang- Banten". semoga bisa bermanfaat dapat dikutip dengan semestinya dan say no to plagiarism.
Tabel 3. Kandungan Gizi Bock Choy 12
'
Kerangka Konsep
Pengendalian Kualitas Sayuran di PT Aerofood ACS -> SOP, Hazard Analisys, CCP
|
LAPORAN KEPANITERAAN GIZI INSTITUSI
PENGENDALIAN KUALITAS SAYURAN SETELAH PENERIMAAN
HINGGA PENYIMPANAN DI PT AEROFOOD INDONESIA, SOEKARNO-HATTA TANGERANG-BANTEN
Disusun
sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas kepaniteraan
umum gizi institusi Program Studi Ilmu Gizi,
Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro
Disusun oleh
Mira Dian
Naufalina
22030110130064
PROGRAM STUDI S1 ILMU
GIZI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri penerbangan Indonesia semakin berkembang dilihat dari semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan jasa transportasi udara ini. Menurut Badan Pusat Statistik pada bulan april tahun 2013 saja jumlah penumpang yang berangkat dengan penerbangan internasional dan domestic di bandara utama Indonesia (Polonia, Soekarno Hatta, Juanda dan Ngurah Rai) mengalami kenaikan 10% dari tahun 2012.Indonesia National Air Carriers Association (INACA) memproyeksikan jumlah penumpang angkutan udara pada semester II 2013 tumbuh 15% menjadi sekitar 48,2 juta orang-50,3 juta orang dibanding semester I 20131
Dean Dacko dalam acara Airlines & Airports 2013 Conference and Exhibition, di Hotel Four Seasons, Jakarta, menyatakan bahwa strategi yang sangat efektif dalam meningkatkan jumlah penumpang saat ini adalah melalui segmen Low Cost Carrier (LCC). LCC menitikberatkan penggunaan strategi penerbangan berbiaya murah sekaligus memberikan layanan prima bagi setiap pelanggan. 2. Oleh karena itu layanan prima yang diberikan oleh sebuah maskapai penerbangan akan mempengaruhi minat masyarakat untuk menggunakan layanannya.
Salah satu pelayanan maskapai penerbangan yang memegang
peranan penting demi masa depan perusahaan adalah pelayanan makanannya. Achana
dan Subha menyebutkan dalam publikasi jurnalnya tahun 2012 bahwa penyediaan
makanan merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi penumpang pesawat dalam
memilih maskapai penerbangan yang ia pakai yakni bobotnya sebesar 0,846 3 Pelayanan makanan ini pada umumnya bekerjasama dengan penyelenggara jasa boga maskapai
penerbangan. Pelayanan makanan maskapai penerbangan (in-flight catering) dilakukan oleh perusahaan penyedia jasa boga
maskapai penerbangan (in-flight caterer)
dengan menyediakan makanan siap santap bagi penumpang pesawat maskapai
penerbangan saat perjalanan 4
PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service atau PT.Aerofood ACS adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha penyediaan
makanan untuk berbagai kelas penerbangan. Sebagai anggota aktif dari International Travel Catering
Association (ITCA), Aerofood ACS beroperasi dengan standar kualitas
bersertifikasi internasional ISO 9001 & ISO-22000 yang ketat serta
sertifikasi Halal. Untuk menjaga standar tersebut, Aerofood ACS hanya
menggunakan bahan makanan lokal dan import pilihan untuk memuaskan kebutuhan
individu pelanggan. Penanganan untuk setiap bahan makanan dari bagian recieving
hingga dibawa ke armada pesawat dikontrol sedemikian rupa sehingga tetap
terjaga kualitasnya.
Makanan yang sering dihidangkan oleh PT. Aerofood ACS
salah satunya adalah yang berbahan pokok sayur-sayuran baik itu makanan segar
atau makanan olahan. Sayuran merupakan komoditas pangan kaya akan vitamin,
mineral dan serat yang masuk dalam pola gizi seimbang terutama sayuran berupa
daun.
Kondisi sayuran sebelum masuk bagian produksi dapat
mempengaruhi kualitas makanan berbahan dasar sayuran yang disajikan kepada
penumpang maskapai. Hal-hal yang mempengaruhi kualitas sayuran adalah
kebersihan, kesegaran, dan keberadaan benda asing yang terbawa bersama sayuran.
bahan makanan ini rawan akan gangguan hama sayuran seperti. Selain itu sayuran daun
sangat mudah mengalami penurunan kesegaran dan pertumbuhan mikroba yang pesat apabila
disimpan di suhu ruang dalam waktu yang terlalu lama. Hal ini dapat mengancam
keamanan pangan pada sayuran tersebut.
PP No.28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu dan gizi
pangan5 menjelaskan bahwa keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya
yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia
dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan
manusia. Penanganan yang
kurang baik menyebabkan produk hortikultura terutama sayuran dan buah-buahan
banyak kehilangan nilai ekonominya6maka dari itu penulis ingin
mengetahui pengendalian kualitas sayuran daun di PT. Aerofood ACS setelah penerimaan hingga penyimpanan.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Tinjauan Teori
1. Sayuran
a.
Lettuce/selada
Selada (Lactuca
sativa L) merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki prospek
dan nilai komersial yang cukup baik. Semakin bertambahnya jumlah penduduk
Indonesia serta meningkatnya kesadaran penduduk akan kebutuhan gizi menyebabkan
bertambahnya permintaan akan sayuran. Kandungan gizi pada sayuran terutama
vitamin dan mineral tidak dapat disubtitusi melalui makanan pokok, 7
Tabel 1. Kandungan
gizi selada dalam tiap 100 gram bahan8
Nilai Gizi
|
Komposisi
|
Kalori
|
17 Kalori
|
Protein
|
1,7 g
|
Lemak
|
0,3 g
|
Karbohidrat
|
3 g
|
Kalsium
|
182 gr
|
Fosfor
|
27 mg
|
Zat Besi
|
2,5mg
|
Vitamin A
|
2,42 SI
|
Vitamin B1
|
0,08 mg
|
Vitamin C
|
50 mg
|
Air
|
94.80 g
|
Tabel 2. Standar Mutu Selada Segar 9
Kriteria
|
Standar
|
|
Mutu I
|
Mutu II
|
|
Keragaman sifat varietas
|
Seragam
|
Seragam
|
Kepadatan
|
Padat
|
Cukup padat
|
Kesegaran
|
Segar
|
Cukup segar
|
Keseragaman ukuran
|
Seragam
|
Seragam
|
Kadar busuk maks. (% w/w )
|
1
|
1
|
Kadar kotoran maks. (% w/w)
|
0.5
|
0.5
|
Kerusakan maks. (% w/w)
|
5
|
5
|
b. Bock Choy
Bock Choy sering disebut juga Pak choi, sawi hijau
Taiwan atau kubis Peking. Termasuk dalam family brassica Bentuknya seperti
caisim tetapi lebih pendek. (Variasi hidangan ayam Winata, Mary) Warnanya
lebih hijau dan kecil. Batangnya yang berwarna putih lebih banyak hingga
sebelum dipanen 10
Bock choy menawarkan aset nutrisi mirip dengan kubis
lainnya : mengandung senyawa nitrogen yang dikenal sebagai indoles , serta
serat - yang keduanya muncul untuk menurunkan risiko dari berbagai bentuk
kanker . Bok choy juga merupakan sumber folat ( folic acid ) yang baik serta vitamin C dan K. Daun hijaunya , bok
choy memiliki lebih beta-karoten dari kubis lainnya , dan juga memasok jauh
lebih banyak kalsium, mangan, dan potassium . Batang dan daun memiliki tekstur
yang sangat berbeda , sehingga dalam hal kuliner , itu seperti mendapatkan dua
sayuran dalam satu buah. sayuran ini jika disimpan dalam chiller hanya dapat
bertahan satu hingga dua hari saja. 11
Baby bock choy bisa dimasak utuh dengan dikukus atau
blansing . daun hijaunya akan mudah matang sedangkan bagian putih akan memakan
waktu lebih lama untuk matang .
Nilai Gizi
|
Komposisi
|
Kalori
|
20,4
Kalori
|
Protein
|
2,7
g
|
Lemak
|
0,3
g
|
Karbohidrat
|
3,1
g
|
Kalsium
|
158
gr
|
Fosfor
|
49,3
mg
|
Zat
Besi
|
1,8
mg
|
Mangan
|
0,2
mg
|
Vitamin
A
|
7223
IU
|
Vitamin
B6
|
0,3
mg
|
Vitamin
C
|
44,2
mg
|
Vitamin
E
|
0,2
mg
|
Vitamin
K
|
57,8
mcg
|
Folat
|
69,7
mcg
|
'
1. Pengendalian
Kualitas
a.
Pencucian dengan
Chlorine dan Neutral Cleaner
Pestisida merupakan salah satu cara petani menghadapi hama dan penyakit
tanaman . Namun residu pestisida pada bahan makanan khususnya sayuran segar
dapat menjadi sumber pencemar makanan. Akibatnya, residu yang ditinggalkan
secara langsung maupun tidak langsung akan sampai ke tubuh manusia. Upaya menjaga
keamanan sayuran salah satunya adalah pencucian dengan bahan yang dapat
membersihkan residu pestisida namun juga aman bagi bahan makanan. Neutral
Cleaner adalah bahan pembersih residu pestisida yang memiliki pH netral antara
6,5-8,5. Bahan ini aman karena tidak mengandung zat kimia toksik dan tidak
korosif.
Tabel 4. karakteristik
neutral cleaner
Poin
|
Karakteristik
|
Titik
didih
|
225
oF
|
Kelarutan
dalam air
|
sempurna
|
Berat
jenis uap
|
Lebih
berat daripada air
|
Kecepatan
menguap
|
Seperti
air
|
Tampilan
dan aroma
|
Cairan
biru jernih dengan aroma mint
|
pH
|
8,5
|
Neutral cleaner dapat berbahaya bagi apabila terhirup, terkena mata, terkena kulit, tercerna. Tanda-tanda akutnya mata teriritasi dan terasa terbakar, iritasi kulit tertelan lebih dari 2 kg/kg dapat menyebabkan panas pada lambung, bila terhirup dapat mengiritasi membrane mukosa. Langkah pengobatan awal yaitu, bila terhirup pindahkan korban ke udara yang segar, berikan nafas buatan apabila korban tidak bernafas, periksakan ke dokter. Apabila terkena mata, siram dengan air dalam jumlah banyak Selma 15 menit, periksakan ke doker. Sedangkan bila terkena kulit siram dan cucilah dengan iair, dan lepas baju yang terkena neutral cleaner. Apabila tertelan minum 2 gelas air putih, periksakan ke dokter. Jauhkan dari anak-anak dan simpan dalam suhu ruangan 13 14
Bahan
lain yang biasa digunakan dalam
pencucian bahan segar adalah klorin/chlorine.
klorin merupakan zat kimia yang biasa digunakan sebagai antiseptic dan
digunakan agar air yang kita konsumsi aman dari mikroba. Selain itu klorin juga
digunakan untuk membersihkan kolam renang dan kini penggunaan klorin sudah umum
dilakukan dalam banyak proses industri 15
Disamping
manfaatnya yang sangat besar klorin juga merupakan bahan yang berbahaya. Cairan
klorin dapat mengiritasi kulit dan gasnya dapat mengiritasi membrane mukosa.
b.
Penyimpanan
dalam suhu rendah
Penyimpanan
dalam suhu rendah (proses chilling/pendinginan) merupakan cara yang baik dalam
mengawetkan atau memperpanjang kesegaran sayuran. Pada dasarnya cara ini adalah
usaha mencegah perubahan biokimia dan perkembangan mikroorganisme yang akan
diawetkan. Walaupun hanya dapat menyimpan dalam waktu yang tidak lama, namun
penyimpanan dalam chiller tidak merubah rasa, warna, tekstur, nilai gizi dan bentuk sayuran. Untuk
perusahaan berskala besar penggunaan chiller sangat diperlukan mengingat
kebutuhan sayuran untuk bahan baku di produksi jumlahnya tidaklah sedikit dan
perlu penanganan yang efektif.16 17
c.
Metode
pengemasan dan vakum
Penggunaan
plastik sebagai bahan pengemas mempunyai keunggulan dibandingkan dengan bahan
kemasan lainnya karena sifatnya yang ringan, tidak korosif seperti wadah logam,
transparan, kuat, termoplastik, dan memiliki permeabilitas terhadap uap air, CO2, dan O2.
Permeabilitas plastik terhadap uap air dan udara berperan dalam memodifikasi
ruang kemas selama penyimpanan. Sifat terpenting bahan kemasan yang digunakan
meliputi pemeabilitas gas, uap air, bentuk kemasan, dan permukaan kemasan.
Permeabilitas uap air, gas, serta luas permukaan kemasan mempengaruhi produk
yang disimpan. Jumlah gas yang baik dan luas permukaan yang kecil menyebabkan
masa simpan produk lebih lama 18Pengemasan
vakum adalah pengeluaran semua udara di dalam kemasan tanpa diganti dengan gas
lain. Dengan demikian akan terjadi perbedaan tekanan antara bagian dalam
kemasan dengan bagian luar. Proses respirasi yang dilakukan oleh buah yang dikemas akan semakin
menghabiskan oksigen di dalam kemasan sehingga menambah kondisi vakum dan dalam
prakteknya kemasan vakum
akan
menjadi kemasan atmosfir termodifikasi 19
Kemasan yang baik untuk penyimpanan produk segar sayuran adalah film kemasan
yang memiliki permeabilitas terhadap CO2 lebih tinggi dibanding permeabilitas
terhadap O2 sehingga akumulasi CO2 akibat respirasi lebih sedikit
daripada penyusutan O2. Suhu penyimpanan, kelembaban udara, dan
permeabilitas bahan kemasan merupakan faktor eksternal yang dapat dikontrol
untuk meminimalkan kerusakan pada sayuran 20
d.
Pengolahan
minimal
Pengolahan minimal, salah satunya fresh cut merupakan penanganan pada produk hortikultura dengan membuang bagian yang tidak dapat dikonsumsi sehingga menjadi produk yang siap dikonsumsi atau diolah lebih lanjut. Produk terolah minimal memiliki resiko pembusukan lebih besar dengan waktu yang lebih cepat dibanding dengan komoditi yang tidak diolah. Ini dikarenakan pelindung alami (kulit buah) pada produk fresh cut dibuang saat pengupasan. Keunggulan produk terolah minimal yaitu sedikit menghasilkan sampah, mutu produk dapat langsung terlihat, dan dapat dibeli sesuai dengan jumlah kebutuhan konsumen.
Pengolahan minimal, salah satunya fresh cut merupakan penanganan pada produk hortikultura dengan membuang bagian yang tidak dapat dikonsumsi sehingga menjadi produk yang siap dikonsumsi atau diolah lebih lanjut. Produk terolah minimal memiliki resiko pembusukan lebih besar dengan waktu yang lebih cepat dibanding dengan komoditi yang tidak diolah. Ini dikarenakan pelindung alami (kulit buah) pada produk fresh cut dibuang saat pengupasan. Keunggulan produk terolah minimal yaitu sedikit menghasilkan sampah, mutu produk dapat langsung terlihat, dan dapat dibeli sesuai dengan jumlah kebutuhan konsumen.
Menurut Burn, buah dan sayuran segar
terolah minimal lebih menawarkan jaminan mutu dibandingkan dengan sayuran segar
dengan kondisi utuh tertutup kulit, karena pada sayuran segar terolah minimal
konsumen dapat secara langsung melihat kondisi bagian dalam. Buah-buahan dan
sayuran terolah minimal adalah buah dan sayur yang disiapkan untuk memudahkan
konsumsi dan distribusi ke konsumen dalam keadaan seperti bahan segarnya.
Pengendalian Kualitas Sayuran di PT Aerofood ACS -> SOP, Hazard Analisys, CCP
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Ruang
Lingkup Studi Kasus
1.
Tempat : Bagian penerimaan PT Aerofood ACS
2.
Waktu : 27-30
November dan 2-7 Desember 2013
B.
Jenis
Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif
dengan pendekatan observasional.
C.
Sampel
Sampel studi kasus ini adalah sayur daun lettuce besar
grade “A”dan baby bock choy grade “A” sejak penerimaan hingga penyimpanan
sebelum digunakan di kitchen.
D.
Data
1. Data
primer
Data yang diperoleh melalui pengamatan secara
langsung yaitu:
-
Hasil pengamatan proses penerimaan, pencucian, pengemasan (untuk
lettuce), dan penyimpanan sayur
-
Hasil cek pencucian sayur
-
Hasil pengamatan
penerapan hazard analysis berkaitan dengan penanganan sayuran
2. Data
Sekunder
1.
Data penunjang atau data pendukung dari data primer yang mempunyai
relevansi dengan data yang akan diamati. Data sekunder berupa data suhu ruang chiller
sayuran precut, kualitas sayuran
saat di penerimaan dan di precut, suhu ruang precut
E.
Cara
pengumpulan data
2.
Data primer diperoleh
melalui:
-
Pengamatan
proses penerimaan, pencucian, pengemasan (untuk lettuce), dan penyimpanan
sayur.
-
Pengamatan
proses pencucian sayur
-
Pengamatan dan
pencatatan suhu penyimpanan sayuran
precut di chiller nomor 5 di main
store dan nomor 20 di bagian fruit and vegetable
3.
Data sekunder diperoleh
dari form checklist chiller 5
dan 20 yang di isi oleh petugas engineering, performance check
list receiving-store dan precut yang
diisi oleh Quality Control
F.
Cara
Analisis Data
Analisis data
menggunakan analisis deskriptif dengan
membandingkan kondisi di lapangan dengan dokumen SOP production bagian fresh cut,
SOP Quality Control receiving hingga penyimpanan, work instruction chlorine
test, hazard analysis Aerofood
ACS yang berkaitan dengan pengendalian kualitas sayuran.
Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data di lapangan disusun secara
sistematis dalam bentuk tabel.
G.
Instrumen
Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan adalah formulir
checklist pengendalian kualitas sayuran yang
disusun oleh penulis, thermometer gun,
dan paper test chlorine.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Alur
Perjalanan Sayuran Sebelum digunakan di Kitchen
Gambar 1. Bagan Alur Perjalanan Sayuran

Gambar 2. Bagan Alur Perjalanan Sayuran (lanjutan)

Tabel 5. Data pengamatan pencucian sayuran
Item
|
Metode
|
Dosis
|
Lama perendaman
|
Indikator
|
|
Klorin
|
Brogdrex
|
||||
Lettuce Leave
|
BC
|
100
|
1:30
|
5 min
|
-Sayuran dicuci dengan larutan brogdrex neutral cleaner dengan dosis perbandingan
1:30
-Sayuran dicuci dengan air dingin yang mengandung larutan chlorine
dengan dosis 50-100 ppm
|
Bock Choy
|
BC
|
100
|
1:30
|
5 min
|
|
Bak pembila-san
|
C
|
100
|
Keterangan :
B= Brogdrex, C=Chlorine
Pada tahap penerimaan (recieving) supplier sayuran dijadwalkan
datang setiap hari antara pukul 08.00 hingga 11.00 dengan membawa sayuran yang
sebelumnya telah dipesan dengan menunjukkan PO (Purchasing Order). Sayuran yang datang dicek kualitasnya oleh
petugas Quality Control sesuai
spesifikasi dan kualitas sayuran (kebersihan, kesegaran, keberadaan foreign object). Apabila sayuran sesuai
spesifikasi dan lolos pengecekan kualitas, sayuran akan diterima dan ditarik
oleh bagian gudang. Apabila sayuran datang tidak sesuai spesifikasi sayuran
akan ditolak dan dibuatkan berita acara. Bila kondisi sayuran yang layu, kotor,
kurang atau terdapat foreign object dalam jumlah yang dapat diterima, sayuran
tetap diterima dan dibuatkan berita acara, Menurut petugas Quality Control yang bertugas pada waktu pengamatan, pengecekan
idealnya dilakukan secara lebih teliti dan menyeluruh, namun karena ada puluhan
jenis barang yang datang di hari yang sama dengan jumlah puluhan bahkan ratusan
kilogram maka pengecekan dilakukan secara random dengan mengambil sample untuk
dilihat secara visual. Metode pengecekan seperti ini memang menjadikan proses
quality control menjadi lebih cepat, namun keberadaan foreign object yang
tersembunyi di balik tumpukan sayur dalam keranjang akan sulit untuk ditemukan.
Kondisi sayuran yang berada pada bagian bawah tumpukan juga belum tentu
terkontrol. Maka dari itu bagian selanjutnya lah yakni precut yang akan
melakukan pengecekan ulang dengan lebih teliti karena menangani sayuran
perbuah.
Pada bagian precut, sayuran yang
masuk akan diberikan beberapa perlakuan. Sayuran akan disortir dari foreign
object seperti ulat, serangga, sayuran tua/busuk,
pestisida, kotoran tanah, plastik, kayu, logam, dan lain-lain. Setelah itu sayuran akan dipotong sesuai kebutuhan
menu yang telah ditentukan. Untuk lettuce ada beberapa dipotong bentuk chopped dice untuk salad ada yang
dibiarkan dalam bentuk utuh untuk lapisan sandwitch,
burger atau hotdog. Untuk baby
bock choy dibiarkan dalam bentuk utuh untuk diolah di hot kitchen. Kemudian
sayuran akan dicuci dengan sistem pencucian steril dengan menggunakan larutan
Brogdrex neutral cleaner dan chlorine
dengan dosis perbandingan brogdrex:air = 1:30 dan chlorine 50-100 ppm.
Pencucian diutamakan sayuran yang telah mengalami proses pemotongan karena
risikonya yang lebih besar sebagai tempat tumbuhnya mikroba karena luas
penampang sayuran akan lebih besar. Tahap pertama sayuran dicuci dalam larutan
brogdrex untuk menghilangkan kandungan pestisida. Kemudian dicelupkan dalam
larutan chlorine. Pada tahap pencucian, sayuran untuk salad dan sayuran untuk
dimasak lagi dibedakan tempat pencuciannya. Setelah dicuci sayuran akan dibilas
dengan air mengalir mengandung klorin, kemudian sayuran dikeringkan dengan alat
centrifuge kemudian pengemasan untuk lettuce dikemas dalam plastic dengan proses
pemvakuman agar tidak cepat rusak kemudian diberi label produksi. Sedangkan
bock choy dimasukkan ke dalam keranjang-keranjang dan tidak diberi label.
Menurut SOP pre-production fresh cut
vegetable PT Aerofood ACS proses produksi dan penyimpanan dengan sarana
yang benar dapat mempertahankan produk hingga 10 hari. Data lain didapatkan
dari hasil wawancara bahwa sayur yang dikemas dan divakum hanya dapat bertahan
3 hari. Namun terlepas dari itu kemungkinan sayuran akan dipakai 10 hari
setelah pengemasan dengan sistem FIFO yang benar kecil sekali melihat pemakaian
sayuran untuk seluruh hidangan mencapai ratusan kilogram.
Tahap selanjutnya adalah
penyimpanan produk precut ke chiller No 5 di main store dan No 20 di bagian Fruit
and Vegetable. Sayur produk precut yang disimpan di chiller No.5 biasanya
untuk persediaan bahan untuk sehari berikutnya. Sedangkan sayuran produk precut
yang dalam waktu dekat akan digunakan dan sebagai persediaan shift 2 dan 3
disimpan di chiller No 20. Metode pengemasan dengan vakum cukup berpengaruh
dalam mempertahankan kualitas sayur daun lettuce. Penulis menemukan daun
lettuce dalam kemasan vakum berlabel produksi tanggal 3 Desember masih terlihat
segar pada tanggal 7 Desember. Disamping itu penulis menemukan sayuran lain
dengan kemasan yang sama namun terlihat pernah dibuka kemudian di tutup lalu
disimpan kembali kedalam chiller. Kondisi sayur sudah layu, berair dan bau
busuk. Hal ini dijelaskan bahwa aktivitas metabolisme pada sayuran segar
dicirikan dengan adanya proses respirasi. Respirasi menghasilkan panas yang
menyebabkan terjadinya peningkatan panas. Sehingga proses kemunduran seperti
kehilangan air, pelayuan, dan pertumbuhan mikroorganisme akan semakin
meningkat. Mikroorganisme pembusuk akan mendapatkan kondisi pertumbuhannya yang
ideal dengan adanya peningkatan suhu, kelembaban dan siap menginfeksi sayuran
melalui pelukaan-pelukaan yang sudah ada 21
Disisi lain sayuran baby bock choy yang dibiarkan
terbuka tanpa kemasan tertutup dan tanpa pelabelan di setiap tanggalnya dapat
mengakibatkan kurangnya pengawasan sistem FIFO karena tidak terdapat tanda yang
menunjukkan kapan sayur masuk chiller, sehingga sulit diketahui keranjang yang
mana yang harus keluar terlebih dahulu.
B. Pengendalian
Kualitas Sayuran
Tabel 6. Checklist Pengendalian
kualitas Sayuran
No
|
Pertanyaan
|
Cek
|
Keterangan
|
|
2/12/
2013
|
3/12/
2013
|
|||
1
|
Saluran air terlihat bersih dan tidak tersumbat
|
√
|
√
|
|
2
|
Kebersihan peralatan besar (Keranjang, pallet, trolley)
|
√
|
√
|
|
3
|
Staff memakai topi dan sarung tangan untuk memegang makanan saji
|
√
|
√
|
|
4
|
Tersedia sabun pencuci tangan dan paper towel di masing-masing
wastafel
|
√
|
√
|
|
5
|
Terdapat hand sanitizer di masing-masing area
|
√
|
√
|
|
6
|
Tersedia bak perendaman alat
|
√
|
√
|
|
7
|
Tersedia bak sampah cukup, bersih dan tertutup
|
√
|
√
|
|
8
|
Tidak ditemukan serangga/hewan pengerat
|
√
|
√
|
|
9
|
Konsentrasi klorin sesuai standar pada paper test
- Air untuk mencuci sayur 100-150 ppm
- Air untuk mencuci alat 150-200 ppm
|
√
|
√
|
|
10
|
Konsentrasi brogdrex terhadap air sesuai standar untuk mencuci sayur, brogdrex:
air = 1:30
|
√
|
√
|
|
11
|
Temperatur ruang precut tidak lebih dari 22 oC
|
√
|
√
|
2 Des 2013= +20,9 oC
3 Des 2013= +21,4 oC
|
12
|
Chiller
- No 5
- No 20
- Pintu tertutup
- Tidak menaruh raw material di lantai
- Raw material didiberi label yang sesuai
-
Lettuce
-
Bock choy
|
√
√
√
√
√
X
|
√
√
√
√
√
X
|
2&3 Des 2013= +06.1 oC & +06,04 oC,
rata-rata +06,25 oC
2&3 Des 2013= +05,0 oC & +05,4 oC,
rata-rata +05,2 oC
Untuk keranjang berisi baby bock choy, tidak diberi label tanggal
|
13
|
pengecekan mutu vegetable (kesegaran, kebersihan, foreign object)
|
√
|
√
|
Terdapat ulat dan cacing pada sayuran
|
Kebersihan dan fasilitas sanitasi di area precut cukup
memadai. Area precut bersih, tidak terdapat serangga,bak sampah cukup dan
tertutup, air tidak tersumbat, terdapat sabun pencuci tangan, hand sanitizer, dan paper towel, Terdapat bak pencucian alat. Larutan chlorine dan
brogdrex di bak pencucian sayur dalam konsentrasi yang pas 100 ppm dan 1:30.
Pada bagian penyimpanan sayuran di chiller nomor 5 dan
20 suhu ruang chiller masih dalam batas normal suhu penyimpanan 3-9 oC. suhu kedua chiller tidak
jauh berbeda. Hal ini menarik karena pintu chiller No.20 sering dibuka untuk
pengambilan sayuran. Terbukanya chiller akan mengakibatkan meningkatnya beban
transmisi pada chiller yakni panas atau kalor yang masuk melewati permukaan
dinding, atap lantai, pintu dari luar chiller 22Hal itu terbukti
ketika dilakukan percobaan pengukuran suhu saat pintu chiller No 20 terbuka
suhu ruangan melonjak menjadi 10,8 oC. namun apabila pintu chiller
kembali ditutup rapat suhu akan kembali turun dan masuk ke dalam batas normal.
BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.
Alur perjalanan
sayuran sebelum masuk ke kitchen adalah penerimaan lalu ke precut kemudian
sayuran disimpan di chiller No 5 dan 20
2.
Pengecekan
kualitas dilakukan pada di ketiga tahap tersebut
3.
Pada penerimaan
sayuran di cek kesesuaiannya dengan spesifikasi dan kualitas bahan, pada bagian
precut dilakukan penyortiran foreign object, pencucian, dan pengemasan sayuran,
pada tahap penyimpanan di chiller dilakukan pengontrolan suhu.
4.
proses
pengendalian kualitas sayuran dilakukan cukup baik namun masih ada beberapa
kekurangan dalam hal pengemasan sayuran dan pelabelan kode produksi
B. Saran
1.
Perlu dilakukan
pelabelan pada keranjang sayur bock choy
karena dikhawatirkan terjadi kesulitan pengontrolan sistem FIFO di ruang
penyimpanan.
2. Adanya tindakan koreksi untuk sayur yang telah dibuka
plastiknya dan berada lama di suhu ruang seperti segera membuangnya atau segera
dimasukkan ka chiller sebelum melewati batas kritisnya
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Ekarina. 2013. “Jumlah Penumpang Pesawat Diproyeksi Tumbuh 15%”. Dalam http://www.indonesiafinancetoday.com/read/47594/Jumlah-Penumpang-Pesawat-Diproyeksi-Tumbuh-15
2.
Business
lounge.2013. “Perkembangan Industri Penerbangan Indonesia 2013”. Dalam http://businesslounge.co/?p=10196
3.
Archana, R.&Subha, M.V. 2012. “A Study On Service
Quality And Passenger Satisfaction On Indian Airlines”. International Journal
of Multidisciplinary Research Vol.2 Issue 2, February 2012, ISSN 2231 5780 . Tamil Nadu, India
4.
Eriteria,
Fida. 2012. “Gambaran Penerapan Food
Safety pada Pengolahan untuk Kru Pesawat di Aerofood ACS Tahun 2012”.
Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.
5.
PP No.28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu dan gizi pangan
6.
Koswara, Sutrisno. 2009.
Teknologi Pengolahan Sayuran Dan Buah-Buahan. Ebook Pangan
7.
Nazaruddin., 2003. Budidaya
dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. Penebar Swadaya, Jakarta
8.
Wirakusumah. 2006. Buah dan
Sayuran.Jakarta: gramedia
9.
Departemen Perdagangan RI 1992
11. (Whole health. 2009. Bok Choy.available at http://www.wholehealthmd.com/ME2/dirmod.asp?sid=17E09E7CFFF640448FFB0B4FC1B7FEF0&nm=Reference+Library&type=AWHN_Foods&mod=Foods&mid=&id=0B68FDC0DDF84D40A1568928D3BA2BAD&tier=2 )
12.
Nutrient data
for this listing was provided by USDA SR-2
13.
Chapin. Jay C. 2002. Material Safety Data
Sheet. Stetson Company). (ESS The Neutral Solution. What are Neutral Cleaners)
15. Jefferson lab. http://education.jlab.org/itselemental/ele017.html.
16. Cahyano Bambang. BAWANG
DAUN, Teknik Budi Daya dan Analisis Usaha Tani .Yogyakarta: Kanisius
17. Cahyano Bambang
Cabai Paprika,Teknik Budi
Daya & Analisis UsahaTani.
Yogyakarta: Kanisius
18. Winarno, F. G. 1986. Mutu, Daya Simpan, Transportasi dan Penanganan
Buahbuahan Sayur-sayuran. Makalah pada
Konfrensi Pengolahan Bahan Pangan “Swasembada dan Ekspor”, 22-23 Oktober 1986,
Jakarta.
19. Brody AL. 1989. Controlled Modified Atmosphere/Vacuum Packaging of
Foods. Food & Nutrition. Press, Inc.
20. Zagory dan A. A. Kader. 1988. Modified Atmosphere Packaging of Fresh
Produce. Food Tech. 42 (9) : 70.\
21. Utama, I Made
S. 2001Penanganan Pascapanen Buah Dan Sayuran Segar
IIMS Utama - Bali:
Jurnal Dinas Pertanian Tanaman Pangan available cited at staff.unud.ac.id).
22. Radityo Dwi Atmojo. Perancangan Dan Analisa
Performansi Cold Storage Pada Kapal Penangkap Ikan Dengan Chiller
Water Refrigerasi Absorpsi Menggunakan Refrigerant Ammonia-Water (Nh3-H2o). 2011).