Rabu, 16 November 2016

KETIKA GAMISMU MENJADI FITNAH

Loh, pakai gamis kok malah jadi fitnah? Wah wahabi nih!
tunggu dulu kawan-kawan. baca dulu sampai selesai baru silakan komentar. Saya tidak akan membahas sisi-sisi negatif gamis sehingga bisa menimbulkan fitnah sehingga perlu dihindari penggunaannya. atau men
yebarkan aib orang. Justru saya mengajak diri saya sendiri dan barangkali teman-teman akhwat untuk selalu istiqomah dalam menjalankan apa-apa yang disenangiNya.
Dahi saya sedikit berkerut mendengar cerita menarik dari pengalaman ibu saya dulu waktu muda (sekarang juga masih terlihat muda). detik-detik terlepasnya ibu dari tanggung jawab mbah kakung saya saat itu, tepatnya H-sekian hari sebelum pernikahan, Ibu diperkenalkan kepada kelompok pengajian di desa tempat Bapak tinggal. ibu menyalami satu persatu ibu-ibu yang datang dalam kegiatan tersebut.
Ilustration source bp.blogspot.com 
Setelah Ibu mingker (berlalu), Ibu mendengar ada yang berbicara "Kok..opo wes meteng ya?" (Kok..apa sudah hamil ya?). Jederrrr!!! tersebutlah rasa sakit hati yang masih terngiang hingga ibu menceritakan kisah ini kepada saya. Saat itu ibu memakai gamis coklat hasil jahitan beliau sendiri. bahannya memang tebal, besar, dan kebetulan ibu tidak selangsing masa SPG (Sekolah Pendidikan Guru) dulu. kesalahpahaman inilah yang tidak dikonfirmasi sebelumnya, hanya berdasarkan asumsi, menimbulkan fitnah sampai satu RW. hal ini membuat ibu merasa rendah diri saat memakai gamis, takut digunjing, difitnah yang tidak-tidak. terlepas dari tren berbusana saat itu, memakai gamis (kata ibu) saat itu memang akan jadi sasaran kecurigaan. dan arahnya pasti tak jauh-jauh dari kehamilan. dibilangnya pakai baju gombor itu untuk menutupi hamilnya. Bah..
Sehingga suatu hari saat saya menanyakan dimana daster "BALI” yang cantik dan terasa nyaman dipakai ketika dirumah, ibu meyahut, “Wes, nggak usah pakai daster-dasteran lagi! Gamis juga, nanti dikira hamil. Mbak mira itu harus berpenampilan yang tidak menimbulkan fitnah.” Dari situlah ibu memulai cerita. Saya memaklumi kesedihan ibu saat itu. Tapi saat ini kan sudah berbeda. Orang-orang tentu kemampuan kepoonya lebih tinggi. Tentu bisa membedakan wanita hamil dan yang belum, paling tidak kepooan terhadap keluarga dan siapa-siapa orang yang bertamu ke rumah juga bias jadi indikator. Dan orang sekarang lebih terbuka untuk menanyakan hal-hal yang nyrempet kesana untuk mencari kebenaran. Ah, tapi menurut saya mengurusi orang yang membicarakan hal buruk tentang diri kita adalah pekerjaan yang paling g penting sedunia.
Maka dari itu saya menyikapinya dengan senyuman, “Bu, kan Mira belum hamil. Ya santai aja. Lagi sekarang gamis juga sudah masuk jadi tren, ndalah orang dengan mudah beranggapan seperti dulu”, “Iya sih, dulu kan Bapak sempat nyuruh ibu nggak pakai gamis lagi, eh sekarang malah nyuruh pakai gamis” sahut ibuku.”Iya toh, kecee kan, ibu kalau pakai gamis kan syantiknya nambah.” Hahahaha..percakapan kami berakhir dengan gombalanku yang tak pernah tak tepat sasaran.
Jangan minder lagi ya pakai gamis..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar