Minggu, 09 Agustus 2020

AKU "SEPAKAT SEAKAD" DENGANMU [SEBUAH RESENSI]

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

MasyaAllah, lama saya tidak menjejaki lagi blog pribadi ini setelah sekian purnama. Bukan malas, bukan, tapi saya mencoba fokus untuk menjadi pendidik bagi calon madrasah bagi generasi islam. Alhamdulillah sudah ada beberapa tulisan juga di jurnal-jurnal ilmiah Indonesia dan Malaysia. Saya juga ada projek komunitas yang juga menulis di blog sebelah. boleh dikunjungi di Lebah Ceria Community Semarang. Lain waktu insyaa Allah akan saya share ke teman-teman semua. 

Kali ini yang membuat saya menulis di sini lagi adalah sebuah buku yang ditulis oleh saudari jauh saya bersama suami tercintanya. Saya akan menyampaikan beberapa poin penting dan bagian favorit saya dari buku ini. detail dari bukunya adalah sebagai berikut:

Tampilan depan buku Sepakat Seakad, coba perhatikan judul, ilustrasi dan nama penulisnya


Judul Buku 1  : Sepakat Seakad

Pengarang 1    : Habil Zakiyyurajul
Judul Buku 2  : Seakad Sepakat
Pengarang 2   : Fakhrunnisa
Penerbit          : Muara Books, CV Muara Media Pustaka, Kediri, Jawa Timur, Indonesia
Cetakan          : pertama, tahun 2020
Tebal buku     : 191 halaman
ISBN               : 978-623-93620-8-9
Harga buku   : Rp 77.000,00 (Agustus 2020)

Seorang saudari yang bertempat tinggal di kota yang berjarak 1303 km dari Jogja membagikan foto sebuah buku bersampul biru. Judulnya manis dan menarik. Saya langsung yakin banyak manfaat di dalamnya. saya kemudian menghubunginya dan memesannya di awal waktu. Saya berharap bisa menjadi bagian dari kebaikannya. Sebab menulis adalah bagian dari amal jariyah ketika kita meniatkannya begitu. Manfaat tulisan yang tersampaikan pada pembaca akan mengalirkan pahala bagi sang penulis bahkan sampai ia meninggal dunia. Maka ketika seseorang menulis hendaknya ada kebaikan-kebaikan yang disampaikan. 

Saya akan mengawali pembahasan mengenai "Sepakat Seakad" dari ranah penulisannya dulu. Buku ini berciri flash fiction. Seperti yang kita tahu, flash fiction menghadirkan tulisan yang pendek (sekitar 1000 kata di tiap bab-nya) sehingga pembaca dapat dengan cepat membaca isi buku dalam hitungan menit. Kemudian ada yang unik. Buku ini berdasarkan kisah nyata Nisa dan Habil yang dituliskan secara naratif sekaligus eksplanatif. Menyampaikan pengalaman pribadi dalam tulisan dan dibaca oleh orang banyak mungkin sesuatu yang berat. Dia membutuhkan kejujuran dan keikhlasan. Eksplanasi yang disampaikan juga sama sekali tidak menggurui dan langsung masuk saja di dalam hati.


Hal unik lainnya adalah bagian cover dan letak penulisan nama. Kalau diamati, ilustrasi di hardcovernya seolah saling terbalik. Orang yang melihat seseorang lainnya yang sedang membaca sampul ini pasti akan mengira si pembaca membaca dalam posisi yang salah. Saya jadi terpikir ilustasi cover ini menjadi sebuah analogi. Bahwa bagaimanapun kita menganggap sesuatu itu benar, orang lain belum tentu menganggapnya benar juga. Bisa jadi justru dia menyalahkan kita, padahal, dia saja yang tidak paham dengan situasinya. Judul buku juga saling terbalik. bisa kamu cek di detail buku di atas. Kemudian buku ini tidak memiliki sampul belakang, karena sisi belakang dari penulis 1 adalah sisi depan penulis 2, begitu pula sebaliknya. Mereka saling melengkapi dan titik akhirnya adalah di tengah (kompromi dan toleransi). Lalu letak penulisan nama Habil dan Nisa. Buku ini menyediakan ruang tulisan Habil dan Nisa secara terpisah. Pada sisi sampul hardcover bagian tulisanya Nisa akan tetulis nama Habil di urutan pertama namun ketika dibuka di halaman judul, nama Nisa lah yang di urutan pertama. Begitu pula sebaliknya. Kamu dulu aja, aku gampang nanti. Secara penampilan saja buku ini penuh makna, apalagi substansinya.

Oiya, saya menyelesaikan buku ini dalam 2 hari bersama suami. Beliau mengamini bahwa kita sering hidup berdasarkan kata-kata orang lain. Seolah mereka berhak mendikte hidup kita sebaiknya seperti apa. Padahal ada yang lebih besar dan luas kuasanya dialah Al Malik Allah Subhanahu wata'ala. (Habil, BAB 1). Sudut pandang dari suami dan istri memang berbeda dari sebelum menikah hingga menimang buah hati. Itu pula yang tersajikan di buku ini. Saya tentu lebih related dengan tulisan Nisa ketimbang Habil, suami saya juga pasti lebih bisa merasakan perjuangan Habil ketimbang Nisa. Nah karena lebih mendalami bagian Nisa, maka saya akan lebih detail ke sana dan akan menambahkan beberapa bagian dari Habil kemudian. 

Secara umum Habil dan Nisa menyampaikan tentang pandangan-pandangan sebelum nikah baik tentang pernikahan ataupun persoalan kuliah dan karir. mereka masing-masing juga menuliskan pendapat satu dengan yang lain ketika Allah mulai dekatkan mereka menuju gerbang pernikahan. Bagaimana romantisnya pertemuan mereka. Kemudian manis-asin awal pernikahan, Pandangan mereka tentang menikah muda, lalu perjuangan berikhtiar memeluk putra, sebagai upaya investasi akhirat. 

Bagian yang saya highlight antara lain perjuangan ketika single, bagaimana berusaha sabar dan mengubah diri menjadi lebih baik. yang paling menyentuh hati hingga tidak sadar saya menangis adalah bab "ikhtiar anak" masyaAllah perjuangan untuk menjadi ibu adalah melompati bebatuan tinggi yang sering kita sebut ketakutan dan rasa sakit.

Quote-quote dalam buku ini juga membuat pembaca gatel ingin mengutip dan menyebarkannya ke sosial media. Sebuah cara dakwah baru yang cerdas. salah satunya adalah 

" Persoalan taat ini memang berat, karena seorang istri mesti menekan perasaannya, membunuh egonya, demi keridhoan suami. Taat menjadi susah sebab ganjarannya surga"

lalu ada pula kutipan dari tulisan Habil  

" 'Apakah kau bahagia bersamaku?' ini adalah pertanyaan pemasti tentang apakah setiap persembahan yang kuberi telah berarti. Agar senyum indahmu terus mekar mengisi hari."

Duh, saya terharu membacanya, membayangkan wajah suami saya yang pernah menanyakan hal yang sama. apakah jawaban Nisa? temukan sendiri di buku "Sepakat Seakad".

Demikian sekelumit keindahan yang bisa saya bagi tentang buku ini.  Semoga tulisan saya ini menjadi cermin yang menjadikan penulis, pembaca dan diri ini menjadi hamba yang lebih baik. Until next time,


Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar