Minggu, 02 April 2017

BUKAN USAHA MELUPAKAN

Lalu, ketika waktu itu, ketika kita melonggarkan pertemuan, dan sibuk pada masing-masing kegiatan. Aku tak lagi bisa menyapamu saat jam pulang kantormu, tak banyak memperhatikan sakit di leher karena kamu terlalu lama menggunakan komputer, tak meminta pertolonganmu lagi untuk menyelesaikan tugas-tugasku. Kau temukan dia. Dia yang bisa selalu bersamamu nan jauh di sana. 


Aku hanya wanita yang bertahan dengan kesepakatan kita. Menjaga apa-apa yang mesti di jaga sampai hari tujuan kita. Jika jarak dan ke renggangan komunikasi bisa memudarkan cinta, maka sesungguhnya itu tidak sejati. Cinta akan bertahan hingga kapanpun tanpa media apapun. Yang menghubungkan adalah kepercayaan dan doa. Kalau kita kompak maka tak ada yang perlu dirisaukan. Tuhan akan menyatukan jiwa-jiwa yang terhubung, yang berserah padaNya. 


Lalu kenyataan berkata lain. Kau tak seperti apa yang aku yakinkan. Cinta kita sebatas fisik. Cinta kita sebatas melancarkan perhatian dan gombalan-gombalan. Romantisme tak terjadi ketika aku sendiri dan kamu sendiri. 


Adikku yang kuceritakan kisah ini lalu berkomentar, "Berarti waktu dulu kalau kamu g nyempetin hubungi dia, dia bakal ilang dong mbak". Aku hanya menjawab "bisa jadi". Aku ternyata bisa lelah dengan kita. Mempertahankan tali tambang rapuh diantara kita. Ku tali bagian bagian yang terlepas, kulapisi anti rayap agar tak kropos, tapi kau diam saja. Tak melakukan apa-apa. Kita tidak kompak dan aku terengah. Sedangkan kau tak melakukan hal yang sama.

Maka yasudahlah, ku ikhlaskan usahaku. Tak kulakukan apapun lagi terhadap tali tambang rapuh kita. Kubiarkan Tangan Tuhan yang berbuat. Kuserahkan pada Ia. Akankah hatimu mengarah lagi padaku atau telah nyaman pada dia yang bisa selalu di dekatmu. 




Sumber Ilustrasi: www.hipwee.com